SARIYAH , S.Pd.

 

Matanya sayu, menandakan semalam ia tidurnya agak tengah larut malam. Hal ini terjadi hampir tiap hari, sehingga ketika mengikuti pelajaran di sekolah ia terlihat kurang semangat. Yaa dia adalah Nono, seorang anak yang usianya belasan tahun. Hampir tiap hari ia dengan tekun membantu ibunya yang membuka warung tinggalan dari ayahnya samapi larutmalam. Sudah sekitar 2 tahun ia ditinggal ayahnya, sehingga ibunya berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Nono adalah anak yang tekun dan penuh perhatian kepada ibunya. Sejak kecil, ia selalu terbiasa membantu ibunya. Meskipun hidup dalam keterbatasan, ibunya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Nono.Ibunya selalu menanamkan kepada Nono untuk hidup yang sederhana namun juga tidak ketinggalan dari teman seusianya.

Nono, dengan tekunnya, membantu ibunya dalam segala hal. Mulai dari membantu pekerjaan rumah tangga, menyediakan makanan, hingga membantu ibunya saat berjualan di warung kecilnya. Bahkan hampir sebagian besar waktunya setelah pulang sekolah digunakan untuk membantu ibunya. Meskipun prestasinya di sekolah hanya biasa-biasa saja bahkan cenderung kurang , Nono selalu berusaha keras untuk membahagiakan ibunya.

Lain lagi ceritanya, ia adalah Koko, saudara sepupu Nono. Ia adalah anak yang pintar dan berprestasi.Ayahnya seorang guru PNS  .Namun karena ayahnya bertugas di tempat yang jauh terpencil , sehingga saat sekolah di SMP akhirnya Koko tinggal bersama kakek neneknya yang tinggal agak di kota kecamatan . Saking sayangnya kakek dan neneknya, sehingga semua kebutuhan Koko dipenuhi saja oleh kakek neneknya. Namun , mereka kurang menanamkan sikap kerja keras pada diri Koko. Sehingga sikap kepeduliannya kurang dan hari demi hari Koko kerjaannya di rumah hanya belajar namun cenderung introvert. Walau demikian ,dari kecil, Koko sudah menunjukkan bakatnya dalam bidang akademis. Hingga orang tuanya optimis kalau suatu saat nanti Koko bisa menjadi penerus ayahnya juga juga menjadi guru.Bahkan orang tuanya bersikap sombong dengan kepintaran anaknya tersebut.

Ketika Nono dan Koko tumbuh menjadi remaja, perbedaan kepribadian mereka semakin mencolok. Koko terus menunjukkan prestasinya yang gemilang di bidang akademis sehingga ia sedikit sombong, sementara Nono tetap menjadi anak yang tekun dan setia mendampingi ibunya. Dalam perjalannya prestasi di SMA pun prestasi Nono tetap biasa –biasa saja, sementara prestasi Koko tetap bagus bahkan Koko diterima di SMA Vaforit

Berkat kerja keras ibunya dan dengan tulus membantu ibunya, Nono Setelah lulus SMA berhasil meneruskan di perguruan tinggi, demikian juga dengan Koko melanjutkan mimpinya untuk mewujudkan cita-citanya. Nono melanjutkan kuliah di PTS, sementara Koko di PTN .Baik Nono dan Koko mengambil disiplin ilmu yang sama yaitu pendidikan matematika.Dalam perjalanan studynya , Koko tetap menunjukkan pretasi yang mulus, sementara Nono prestasinya tetap biasa biasa saja/cukup, hingga akhirnya Koko dapat menyelesaiakn studynya tepat waktu sementara Nono agak mundur 1 semester.

Namun, kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Meskipun Koko memiliki prestasi akademis yang gemilang, namun ia kesulitan dalam membangun hubungan baik dengan orang di sekitarnya. Sementara itu, Nono, meskipun hanya memiliki prestasi yang biasa-biasa saja, berkat ketekunan dan kerja kerasnya ia berhasil membangun jaringan sosial yang kuat dan memiliki sifat yang ramah serta rendah hati.

Hingga saat mereka lulus, keduanya memasuki dunia kerja.  Nonolah yang lebih dulu memanfaatkan ilmunya. Kebetulan tidak berapa lama setelah kelulusan Nono, ada penerimaan CPNS , sehingga baik Nono maupun Koko mengikuti seleksi CPNS tersebut .Orang tua Koko sudah optimis , kalau anaknnya diterima, mengingat prestasi Koko yang bagus, sementara ibunya Nono  hanya pasrah mengingat prestasi Nono yang rata-rata . Saudara-saudara dari Nono dan Koko ikut berharap-harap cemas. Namun apa yang terjadi, Nonolah yang lolos dalam seleksi tersebut. Menjadi PNS tentunya merupakan cita-cita sebagian besar bagi pencari kerja. Diterima menJadi PNS merupakan suatu  kebanggan tersendiri.

Meskipun prestasinya di sekolah dan kuliah biasa-biasa saja, namun ketulusan hati dan kerja kerasnya membawa Nono meraih impian dan kebahagiaannya. Sementara Koko masih melanjutkan mengajar sebagai guru honorer sampai hampir 10 tahunan.

Berkat ketulusan hati dan bantuan dari Nono, Koko mulai memperbaiki kepribadiannya dan belajar untuk menjadi lebih rendah hati. Lambat laun, Koko berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan membangun karier yang sukses. Baru pada penerimaan CPNS dalam kurun waktu yang lama 10 tahunan  itu barulah Koko diterima.

Itulah keputusan Allah, tidak ada yang tahu, manusia hanya bisa berusaha, tapi kepastian dan keputusan hanya milik Allah semata.Manusia wajib ikhtiar, berusaha  dan berdoa, tapi keputusan ada di kuasa Allah. Kesombongan dan keangkuhan manusia   hanya akan menghambat langkah kita .Kerja keras yang tulus  ikhlas dan doa akan membuahkan hasil.

Akhirnya, dua saudara yang berbeda kepribadian itu, Nono dan Koko, saling melengkapi dan membantu satu sama lain. Mereka belajar bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademis semata, namun juga oleh ketulusan hati, ikhlas dan doa.

Cerita ini terinspirasi dari sebuah kisah nyata, namun nama-nama tokoh dan tempatnya telah disamarkan. Semoga cerita ini dapat menginspirasi bagi yang membacanya .Terima kasih ……